TNews, PESISIR SELATAN – Pembangunan pada berbagai sektor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat terus dikebut, alhasil berdasarkan data terbaru dapat ditarik kesimpulan bahwa capaian pembangunan dalam kurun 3 tahun terakhir tercatat dengan kinerja positif.
Sebut saja Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pada 2021 berada pada Indeks 70,03, kemudian di 2022 berada di indeks 70,84 dan 2023 naik pada indeks 72,24.
Kemudian Usia Harapan hidup pada 2021 berada diangka 70,96 tahun, di 2022 diangka 71,25 tahun dan naik pada 2023 diangka 73,27 tahun.
Rata-Rata Lama sekolah juga mengalami peningkatan, pada 2021 berada pada angka 8,27 tahun, kemudian, 2022 menjadi 8,43 tahun dan 2023 menjadi 8,58 tahun.
Begitu juga dengan angka Harapan Lama Sekolah dari 13,33 tahun pada 2021, naik menjadi 13,35 tahun pada 2022 dan terus meningkat menjadi 13,36 tahun pada 2023.
Sedangkan Pengeluaran Perkapita per orang per tahun juga mengalami peningkatan dari 9,2 juta pada 2021, menjadi 9,6 juta pada 2022 dan terus naik menjadi 9,9 Juta pada 2023.
Jumlah Penduduk Miskin pun berhasil diturunkan dari yang awalnya berjumlah 37.410 jiwa pada 2021, turun menjadi 33.780 jiwa pada 2022 dan kembali turun menjadi 35.090 jiwa pada 2023.
Hal tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya 3,37 persen pada 2021, selanjutnya naik 4,02 persen pada 2022 dan terus naik pada 2023 dengan menjadi 4,19 persen.
Hanya saja Pengangguran Terbuka dari yang awalnya 5,97 pada 2021, kemudian berkurang 4,61 pada 2022 dan naik lagi menjadi 4,75 persen pada 2023.
Dan terakhir Angka Kemiskinan dari 7,92 persen pada 2021, kurang menjadi 7,11 pada 2022 dan kembali baik menjadi 7,34 persen pada 2023.
Terkait data itu, Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar menyebut bahwa peningkatan-peningkatan merupakan buah kerja keras seluruh stakeholder yang terlibat, termasuk juga sokongan penuh dari masyarakat baik yang ada di daerah maupun di perantauan, termasuk juga peran pemerintah provinsi dan pusat.
Secara umum, kata Rusma, capaian pembangunan dalam kurun 3 tahun terakhir diraih dengan kinerja positif bahkan berhasil melampaui target yang telah ditetapkan pada RPJMD 2021 – 2026.
Rusma menerangkan kinerja negatif hanya terjadi pada indikator kemiskinan, naik dari 7,11 pada tahun 2022 menjadi 7,34 pada tahun 2023.
“Kondisi ini akibat adanya kenaikan garis kemiskinan 4,9% dari Rp.526.564,- pada tahun 2022 menjadi Rp.554.057,- di tahun 2023, sehingga mengakibatkan angka kemiskinan naik sebesar 0,23 % dari tahun sebelumnya,” jelasnya.
Demikian pula halnya dengan angka pengangguran terbuka yang juga mengalami kenaikan dari tahun 2022 yaitu 4,61% menjadi 4,75% di tahun 2023 yang dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah pencari kerja aktif di Pesisir Selatan.
“Jadi kami masih optimis semuanya masih terkendali, dan mudah-mudahan seiring berjalannya waktu capaian-capaian ini akan terus meningkat,” sebut Rusma.*
Peliput: PBP