TNews, PESISIR SELATAN – Viralnya di media sosial siswa di MTS Negeri 2 Pesisir Selatan yang menjadi korban penganiayaan dan bullying oleh teman sekolahnya, hal ini mendapat perhatian serius dari Kementerian Agama Kabupaten Pesisir Selatan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pesisir Selatan, Sumardi langsung turun ke lapangan bersama tim, Kasubbag TU, Pengawas dan pelaksana pada Seksi Pendidikan Madrasah untuk melakukan klarifikasi apa penyebabnya terjadinya permasalahan tersebut, sehingga secepatnya bisa ditemukan akar masalahnya.
Sumardi menyatakan keprihatinannya terkait peristiwa yang menjadi kasus bullying siswa MTsN 2 Pesisir Selatan.
Dalam pernyataannya, Sumardi bersama Camat Bayang dan Walinagari Talaok, Kapeh Panji dan Aua Bagaluang, pihak madrasah, serta tokoh masyarakat mengecam peristiwa tersebut dan menekankan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kita bersama Camat Bayang dan wali nagari merasa prihatin dengan peristiwa yang viral di media sosial terkait dengan kasus bullying siswa MTsN 2 Pesisir Selatan. Kita semua adalah peduli pendidikan dan punya perhatian tinggi terhadap pendidikan,” ujar Sumardi, Sabtu (22/6).
Menurut Kepala MTsN 2 Pesisir Selatan, Sumarlin, dengan beredarnya video tindak kekerasan terhadap siswa MTs tersebut, sangat mengagetkan pihak sekolah.
“Kita langsung menginstruksikan kepada guru BK untuk melakukan investigasi terhadap pelaku dan korban terkait kajadian tersebut,” ungkap Sumarlin.
Kemudian lanjutnya, berdasarkan hasil investigasi dari guru BK dan dibantu oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pesisir Selatan, didapatkan titik terang dari akar permasalahan kasus bullying tersebut.
“Permasalahan bermula dari liga futsal pada kegiatan classmeeting hari Kamis, 20 Juni 2024, pelaku tidak menerima kekalahan timnya, sehingga saat korban pergi berbelanja di sebuah warung yang berada sekitar 300 m di luar sekolah, di belakang warung tersebut pelaku melakukan aksinya terhadap korban,” jelas Sumarlin.
Selanjutnya dikatakan pihak MTS bergerak cepat mencari solusi dan berusaha agar permasalahannya cepat terselesaikan dan telah melakukan mediasi dengan orang tua siswa pelaku dan korban.
“Didapat kesepakatan dari keluarga pelaku, sepenuhnya menyerahkan kepada pihak sekolah dan menurut pihak keluarga korban juga menyerahkan kepada pihak sekolah tetapi proses melalui jalur hukum tetap berjalan,” lanjutnya.
Sumarlin berharap masalah tersebut tidak membesar, apalagi dari pihak keluarga sudah ada yang melaporkan ke pihak kepolisian.
“Maka kita juga menghormati proses hukum yang ada di kepolisian,” ujar Sumarlin.
Sementara itu Camat Kecamatan Bayang, Masri mengatakan, dunia pendidikan ini adalah tanggung jawab kita bersama, kita duduk bersama di sini mencari solusi dan jalan terbaik agar permasalahan ini cepat terselesaikan.
Novrini Yanti, Kasi di Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pesisir Selatan menyarankan kepada pihak sekolah dan pemerintahan nagari agar menyelesaikan secara kekeluargaan, namun dengan tetap melakukan efek jera kepada pelaku.
“Ini kita lakukan agar hal ini tidak terulang lagi kita berharap agar kepada anak diberikan asesmen dan pembinaan,” ujarnya.
Wali nagari Talaok mengatakan, sebagai pemerintah nagari Talaok berharap kepada pihak sekolah dan kemenag agar hal yang serupa jangan sampai terulang lagi.
“Mari kita minimalisir hal-hal seperti ini, dan untuk tindak kekerasan yang telah terjadi, agar ada semacam perjanjian dari pihak korban dan pelaku supaya kejadian tidak terulang lagi,” harapnya.*
Peliput: PBP